WOW.. Konsorsium Blockchain Jepang Telah Mencapai 100 Anggota

Blockchain sebagai teknologi dibelakang Bitcoin telah berkembang dengan pesat belakangan ini. Blockchain adalah sistem pencatatan unik yang membuat Bitcoin berbeda dari sistem perbankan yang ada sebelumnya. Blockchain membuat transaksi yang tercatat secara digital tidak dikontrol suatu bank. Blockchain juga memungkinkan transaksi diketahui publik dan tidak dapat diubah.


Pada awal kelahirannya Bitcoin memang banyak dikritik dan dipandang negatif, namun saat ini telah banyak respon positif yang diberikan pada uang virtual ini. Banyak negara merespon positif mata uang ini. Jepang bahkan secara resmi telah menjadikan Bitcoin sebagai mata uang yang sah beberapa waktu lalu. Jepang juga membuat regulasi Bitcoin dan menunjukkan lembaga yang juga mengelola peredaran uang yen untuk mengatur regulasi Bitcoin.

Kegiatan pengembangan Blockchain dan Bitcoin pun terus dilakukan berbagai pihak. Rusia sebgai salah satu negara yang menolak Bitcoin tetap mempelajari teknologi dibalik Bitcoin untuk digunakan dalam sistem bank sentral. Sebuah konsorsium juga telah dibentuk oleh beberapa pihak.

Sebuah konsorsium blockchain yang berfokus di Jepang diam-diam keanggotaannya telah tumbuh lebih dari 100 perusahaan. Hal ini bisa menjadi sesuatu yang mengejutkan, namun juga bukan hal yang mengherankan mengingat peminat Bitcoin yang begitu banyak diseluruh dunia. Sejak diluncurkan pada bulan april 2016, keanggotaan dalam Blockchain Collaborative Consorsium (BCCC) telah berkembang pesat. Anggota Blockchain Collaborative Consorsium atau yang dikenal dengan istilah BCCC meliputi microsoft Jepang, Asuransi Mitsui Sumotomo, PwC, Bitbank, ConsenSys dan banyak lainnya.

Kelompok ini juga mengumumkan bahwa siswa ke 100 dari proyek Blockchain Daigakko telah berhasil lulus. Ini merupakan rencana dari BCCC sebelumnya bahwa mereka ingin meningkatkan pengetahuan tentang teknologi. Kini rencana itu telah membuahkan hasil. Pina Hirano, pendiri dan CEO dari pendiri BCCC anggota Infoteria menggambarkan Blockchain Daigakko atau Blockchain University sebagai satu-satunya dari jenis ini di Jepang.



Blockchain Daigakko merupakan pendidikan mengenai Blockchain dan Bitcoin di Jepang yang sebelumnya tidak ada. Pina Hirano juga mengisyaratkan bahwa konsorsium bekerja ke arah program yang berorientasi pada pendidikan. Pernyataan ini dituliskan dalam sebuah posting blog.

"Sementara dunia terkait dengan FinTech dan blok rantai yang bergerak dengan cepat, BCCC akan menambah kekuatan anggota baru dan membuat kegiatan yang lebih aktif sehingga gerakan domestik tidak akan tertunda.", tulis Hirano.

Sementara Hirano mematok jumlah anggota konsorsium pada angka 109, website BCCC saat ini hanya mencantumkan 101 anggota. Selama beberapa bulan terakhir Jepang telah menjadi pusat perhatian dan eksplorasi blockchain. Pada bulan November lalu, startup Ripple meluncurkan konsorsium blockchain sendiri. Konsorsium tersebut menggandeng 42 bank yang bertujuan untuk membangun jaringan yang mampu melakukan pembayaran lintas batas yang hampir real-time.

Awal bulan desember ini Mizuho Financial Group, Inc, Sumitomo Mitsui Banking Corporation dan bank lain bergabung dengan Deloitte Jepang dalam publikasi hasil tes dari uji coba pembayaran antar bank berbasis blockchain. Dilansir Reuters pada awal tahun ini, meski hanya tes, Jepang dikatakan telah menghadapi kekurangan pengembang blockchain.

BCCC menanggapi masalah ini dengan meluluskan dua kelas pelatihan untuk dijadikan solusi masalah. Dua kelas tersebut ditawarkan hingga delapan pelatihan yang meliputi pelatihan singkat dasar teknologi blockchain dan berbagai pelatihan lainnya. Pelatihan yang diberikan khususnya meliputi blockchain bitcoin. Kelas konsortium selama dua bulan juga dilakukan di Jepang. Kelas ketiga saat ini sedang membuka pendaftaran pelatihan. Pelatihan akan dimulai pada Januari 2017.