Hati-hati Uang Virtual ini Kerap Dipakai Para Teroris!!

Semakin hari popularitas mata uang digital memang semakin naik saja. Jumlah penggunanya pun dari hari ke hari juga semakin bertambah. Ditambah lagi dengan fungsi Bitcoin yang dikenal sebagai mata uang kripto atau Cryptocurrency yang semakin menarik minat orang untuk menjadikanya alat investasi. Selain sebagai investasi Bitcoin memiliki berbagai fungsi seperti sebagai alat pembayaran. Seperti yang kita tahu jika beberapa toko online atau daring di internet sekarang sudah menerima pembayaran dengan menggunakan Bitcoin. Dengan sistem peer to peer yang ditawarkan Bitcoin sangat memudahkan para penggunanya.



Apalagi mata uang uang digital ini juga didesain untuk membuat transaksi menjadi sangat aman karena dari awal memang mata uang digital dirancang sebagai medium pertukaran. Jadi jika dilihat dari fungsinya mata uang ditital ini hampir mirip dengan mata uang pada umumnya. Hal inilah yang membuatnya juga mirip dengan mata uang lain pada normal lainnya yang dijadikan saran untuk mendanai aksi teroris, pencucian uang dan tindakan criminal lainnya. Ditambah lagi mata uang digital Bitcoin belum memiliki regulasi. Hal inilah yang menjadikannya celah untuk menjamin privasi nasabah dalam setiap transaksinya. Dengan privasi yang ditawarkan tak heran jika Bitcoin digunakan oleh para teroris lintas negara untuk menghindari pantauan para penegak hukum.

Contoh kasus yang menggunakan Bitcoin sebagai alat untuk mendanai teroris, adalah seperti kasus yang ada di New York Amerika Serikat yang dilakukan oleh seorang perempuan bernama Zoobia Shahnaz. Perempuan amerika ini mendapat dakwaan karena melakukan tindak penipuan terhadap bank untuk mendanai aksi terorisme ISIS dengan menggunakan Bitcoin. Jadi wanita ini diketahui mengajukan pinjaman ke Bank dengan jumlah uang 85 ribu dolar amerika atau sekitar 1,1 miliyar rupiah untuk membeli Bitcoin. Perempuan yang berusia 27 tahun ini kemudian menyalurkan Bitcoin tersebut kepada ISIS yang ada di Suriah dan Irak. Perempuan berdarah Pakistan ini kemudian ditangkap oleh kepolisian New York di bandara John F. Kennedy saat hendak bertolak ke Suriah. Saat ditangkap Shahnaz membawa uang tunai sebesar 9.500 dolar AS(sekitar Rp 128 juta), diduga jika uang tunai ini juga akan disetorkan ke ISIS untuk mendanai mereka.

Selain itu kepolisian New York juga menemukan beberapa material yang dibeli Shahnaz diperangkat elektroniknya untuk disalurkan kepada ISIS. Shahnaz diketahui pernah bekerja sebagai teknisis laboratorium di sebuah rumah sakit di Manhatan, namun pada bulan juni tahun lalu perempuan ini keluar dari pekerjaanya. Kini Shahnaz ditahan oleh kepolisian new York tanpa memiliki kesempatan bebas dengan jaminan. Lebih lanjut wanita ini di dakwa dengan pasal pencucian uang dan penipuan bank. Masing-masing hukuman dari pasal tersebut adalah ancaman 20 dan 30 tahun penjara.

Selain terorisme mata uang digital juga sangat beresiko dengan tindak kejahatan di dunia maya. Seperti yang dilakukan oleh Korea utara. Diketahui jika Korea utara mendapatkan keuntungan yang berlimpah dari Bitcoin, dengan cara mencuri atau meretasnya melalui komputer. Korea utara menggunakan Bitcoin sebagai uang pembayaran dan tindak penyalah gunaan keuangan lainnya. Diketahui jika peretas korea utara ini telah menyerang sekitar empat pusat perdagangan Bitcoin dan mata uang digital lainnya di Korea Selatan, selama bulan juli dan agustus tahun lalu. Untuk jumlah yang telah dicurinya sampai saat ini belum ada yang tahu pasti. Namun tindak peretasan tersebut, diyakini akan terus seiring bersama dengan meroketnya harga dari Bitcoin sendiri. Seperti yang diketahui jika mata uang yang satu ini semakin hari semakin menguat dengan persentase lebih dari 1.500 persen. Untuk itulah bagi anda yang menggunakan mata uang digital ada baiknya anda selalu berhati-hati.