Dulu Dieluh – Eluhkan Kini Bitcoin Bukan Apa – Apa Untuk China

Bitcoin menjadi pioneer uang digital yang pertama kali rilis sebagai salah satu alternative uang non cash. Saat pertama kali dirilis nilai bitcoin sangatlah rendah yakni hanya sekitar USD 0.008. transaksi pertama bitcoin ialah untuk pembayaran dua buah pizza oleh Laszlo Hanyecz. Saat itu ia memesan pizza di GoRuck dengan menawarkan 10.000 keping bitcoin secara online. Tak disangka kini setiap kepingnya berharga ratusan ribu dolar Amerika Serikat. Setelahnya bitcoin mulai digunakan beberapa negara seperti Rusia dan China. Pengguna Bitcoin di China bahkan diklaim yang paling besar kemudian disusul oleh Rusia. Masyarakat China menggunakan bitcoin bukan untuk berbelanja namun untuk berinvestasi maupun mengkonversi ata uang agar tidak mengalami rugi selisish forex.

Selain itu mata uang kertas lumayan sulit untuk ditukarkan dengan mata uang kertas lainnya. Disamping itu masyarakat China sendiri sudah terbiasa dengan pembayaran secara digital sehingga bitcoin mudah sekali diterima disana. Sayang kejayaan bitcoin di China tak begitu lama Berjaya dan tak menjadi nomor satu lagi disana.

​

Mata Uang Digital Lain Lebih Favorit

Berdasarkan laporan dari global public chain assessment index yang dirilis oleh CCID menyatakan bitcoin berada di posisi 13 untuk transaksi uang digital. Bitcoin masih kalah jauh dengan ethereum dengan kapitalisasi sebesar USD 140 miliar. Ethereum sendiri juga mulai banyak digunakan di Rusia karena pendirinya berasal dari negara tersebut dan mendapatkan dukungan dari presiden Putin. Selain itu posisi kedua ditempati oleh Steem lalu disusul oleh Lisk kemudian Neo dan Komodo. Melihat bitcoin tak mampu menembus 10 besar menunjukan pamor bitcoin yang kalah jauh dengan pesaingnya meskipun memiliki nilai yang tinggi tiap koinnya.

Penyebab Perdagangan Bitcoin Di China Lesu

Melalui BTCC yang merupakan platform terbesar perdagangan bitcoin di China diketahui bahwa China memiliki 22 persen perdagangan bitcoin dunia. Nilai bitcoin memang sedang tinggi – tingginya namun berimbas adanya aksi jual bitcoin besar – besaran yang membuat nilainya akan cepat turun. Untuk itu pula pemerintah China mulai membatasi penggunaan uang digital ini. BTCC sebagai platform terbesar pun didesak untuk ditutup pada 4 September 2017 lalu. Tak hanya itu kini perdagangan bitcoin dibatasi dengan melarang perusahaan setempat bertransaksi dengan menggunakan bitcoin.

Selain itu banyak pula muncul ICO illegal yang merugikan banyak pengguna bitcoin di China. Kabarnya banyak pula penambang bitcoin yang terpaksa berhenti menambang. Pasalnya penggunaan listrik dilingkungan penambang jadi tak stabil. Bulan April lalu bahkan polisi di utara kota Tianjin menyita 600 komputer yang digunakan untuk menambang bitcoin. Penggunaan listrik dalam hal menambang bitcoin kabarnya bisa setara penggunaan nuklir. Untuk itulah pejabat keuangan China memerintahkan untuk mengatur penggunaan daya dengan mengurangi skala produksi mereka.

Regulasi Uang Virtual Di China

Penggunaan listrik untuk menambang bitcoin setara 4 gigawatt atau sama dengan tiga tingkat produksi reactor nuklir. Bank central China juga berpendapat bahwa kini lebih banyak penipuan dibidang transaksi uang virtual. Untuk itulah pemerintah China segera membuat regulasi uang virtual untuk mengurangi pencucian uang. Selain menutup platform perdagangan uang virtual seperti BTCC ternyata China juga melarang penggalangan dana melalui ICO.

Pejabat tinggi China menganggap bahwa bitcoin kurang transparan atau penyimanan nilainya dianggap tidak sesuai. Hal inilah yang membuat keuangan otoritas pemerintah China juga ikut berpengaruh. Saat ini pemerintah China mulai berbenah dengan membuat regulasi khusus uang virtual yang dilegalkan di negeri tirai bambu tersebut.