Bitcoin Gagal Sebagai Mata Uang?

Sejak kemunculannya pada tahun 2009 lewat tangan Satoshi Nakamoto, bitcoin semakin menambah followersnya dalam dunia invetasi maupun perdagangan. Pada tahun-tahun awal setelah kemunculannya, para penambang banyak bermunculan dengan harapan dapat memperoleh keuntungan yang serupa dengan penambang yang telah meraup keuntungan. Eksistensinya semakin bersinar ketika beberapa negara besar seperti Jepang, Denmark, Inggris, Korea Selatan dan beberapa negara di Uni Eropa turut melegalkan peredaran uang cryptocurrency. Bitcoin juga tidak hanya dianggap sebagai barang investasi namun juga bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Hal ini semakin menambah nilai pasar bitcoin di dalam perekonomian dunia. Masa keemasan bitcoin ini masih berlangsung hingga akhir tahun lalu.

Namun, layaknya alat investasi pada umumnya yang kadang menghasilkan kerugian, bitcoin juga sepertinya harus merasakan hal tersebut. Pada awal tahun 2018, nilai pasar bitcoin sempat merosot tajam bahkan ke level harga terendah. Beberapa faktor yang disinyalir menjadi menyebabkan mengapa bitcoin sampai jatuh ke level harga pasar terendah antara lain seperti pelarangan iklan bitcoin di beberapa media sosial seperti Facebook dan platform Google hingga pencekalan yang dilakukan di beberapa negara yang sebelumnya melegalkan peredaran mata uang cryptocurrency ini.

Google sendiri mulai melarang peredaran ads seputar bitcoin dengan alasan banyak bad-ads yang muncul pada platform pencarian yang dimiliki oleh Google. Bad-ads ini disinyalir dapat menjadi pemicu ciber crime yang dapat menyerang jutaan pengguna Google. Selain Google, jauh sebelumnya Facebook telah melakukan hal serupa. Alasannya hampir sama yaitu munculnya bad-ads yang dapat menjerumuskan pengguna mereka.


Kegagalan bitcoin sebagai mata uang

Munculnya spekulasi kegagalan bitcoin sebagai mata uang menyusul pernyataan yang dikeluarkan oleh Mark Carney, selaku Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE) yang mengatakan bahwa setelah diukur menggunakan tolak ukur standar, hasilnya bitcoin telah gagal sebagai mata uang dan tidak dapat digunakan sebagai penyimpan nilai dan cara yang berguna untuk dijadikan sebagai alat tukar.

Kendati demikian Carney berpendapat jika teknologi yang mendasari mata uang cryptocurrency tersebut masih berguna sebagai alat verifikasi transaksi keuangan dengan cara terdesentralisasi.

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di Indonesia juga telah menegaskan bahwa uang cryptocurrency seperti bitcoin bukan merupakan alat pembayaran yang sah di Indonesia. Masyarakat dihimbau untuk berhati-hati dengan peredarannya yang bukan merupakan bagian dari sistem pembayaran yang di akui serta memiliki resiko cukup tinggi. Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga mengharapkan agar rakyat tidak asal melakukan investasi dengan produk cryptocurrency.

Beberapa hal mendasari alasan mengapa bitcoin dinyatakan gagal sebagai mata uang antara lain:

Tidak memiliki sistem pengawasan yang jelas –Seperti yang diketahui dari awal bahwa bitcoin dan cryptocurrency sejenis tidak memiliki sistem atau negara yang menaunginya sehingga yang harus mengatur sistemnya adalah penggunanya sendiri. Hal ini memunculkan ketidakjelasan regulasi. Jika terjadi penyalahgunaan ataupun kejahatan yang terjadi dengan mengatasnamakan bitcoin maka tidak ada yang bisa dimintai pertanggungjawaban dan hanya berakhir dengan kerugian yang dialami oleh pengguna bitcoinnya sendiri.

Naik dan turunnya tidak dapat diukur – Seiring dengan eksistensinya di dalam dunia investasi, bitcoin mengalami pasang surut. Hal ini tentunya sangat umum jika dibandingkan dengan alat investasi lainnya. Hanya saja pasang surut level harga bitcoin ini tidak dapat diprediksi sehingga seseorang yang kaya bisa tiba-tiba bangkrut dalam sekejab mata. Inilah yang menjadi dasar negara melarang penggunaan bitcoin dengan alasan demi melindungi wargannya.

Database bitcoin yang telah penuh sesak – Blockchain yang merupakan database bitcoin sudah sangat penuh sesak yang mengakibatkan servernya hanya mampu melayani 3 pembayaran perdetiknya. Salah satu penguasa besar jaringan Bitcoin yang ada di China juga menolak untuk meningkatkan transaksi blok size bitcoin lebih dari 1 MB. Padahal jika tidak ditingkatkan maka beban dari database jaringan bitcoin akan bertambah berat. Padahal keberhasilan sistem merupakan salah satu nilai jual bitcoin sendiri.

Masih ada beberapa potret hal yang dianggap sebagai kegagalan bitcoin sebagai mata uang. Diharapkan hal-hal diatas menjadi salah satu pertimbangan sebelum seseorang memutuskan untuk terjun dalam bisnis cryptocurrency.